Setiap tahun, warga yang tinggal di bantaran Sungai Deli di Kota Medan selalu menghadapi risiko banjir susulan. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut, ditambah lagi oleh aliran sungai yang melintasi Kota Medan. Banjir susulan ini dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi masyarakat dan menyebabkan kerusakan pada infrastruktur.
Oleh karena itu, dalam artikel ini, kita akan membahas risiko banjir susulan di Sungai Deli dan bagaimana warga bantaran sungai ini dapat mempersiapkan diri serta tindakan pencegahan yang bisa dilakukan.
1. Identifikasi Risiko Banjir Susulan di Sungai Deli
Sungai Deli adalah sungai terpanjang kedua di Sumatera Utara dan mengalir dari daerah pegunungan Kabanjahe hingga ke Kota Medan. Sungai ini normalnya alirannya tenang, namun ketika musim hujan, ada kemungkinan bahwa banjir akan terjadi. Banjir susulan sendiri terjadi ketika banjir utama telah meluap dan air mulai kembali seperti semula, tetapi tetap membanjiri wilayah-wilayah yang jauh dari aliran air utama.
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap risiko banjir susulan di Sungai Deli, yaitu curah hujan yang tinggi, bentuk lahan yang tidak rata, pembangunan di wilayah yang kritis, dan gaya hidup masyarakat. Kita akan membahas faktor-faktor ini satu per satu.
a. Curah Hujan yang Tinggi
Curah hujan yang tinggi adalah faktor yang paling penting menyebabkan risiko banjir di wilayah bantaran Sungai Deli. Medan sendiri memiliki rata-rata curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Namun, selama beberapa minggu atau bulan, curah hujan bisa menjadi lebih tinggi dari biasanya. Ketika air hujan terus turun dan sungai mengalir dengan pelan, risiko banjir akan meningkat.
b. Bentuk Lahan yang Tidak Rata
Wilayah bantaran sungai cenderung memiliki bentuk lahan yang tidak rata atau terjal. Hal ini dapat memperlambat aliran air dan memperburuk risiko banjir. Masyarakat yang tinggal di wilayah ini perlu memperhatikan terjadinya aliran air yang lambat dan memastikan bahwa aliran air tidak terhambat oleh benda-benda yang menghalangi.
c. Pembangunan di Wilayah yang Kritis
Pembangunan di wilayah yang kritis seperti di dekat bantaran sungai meningkatkan risiko banjir. Ketika permukaan yang menyerap air diganti dengan bahan non-poros seperti beton atau aspal, maka air akan mengalir lebih cepat dan lebih mudah ke sungai. Oleh karena itu, sewaktu menambahkan pembangunan di kawasan bantaran sungai, masyarakat perlu memperhatikan batas antara wilayah yang aman dan rawan banjir.
d. Gaya Hidup Masyarakat
Gaya hidup masyarakat seperti pembuangan sampah sembarangan dan pencemaran lingkungan juga dapat memperburuk risiko banjir. Warga bantaran sungai perlu memandang lingkungan sebagai sumber penghidupan dan menjaga kebersihan wilayah bantaran sungai sebagai prioritas.
2. Persiapan dan Pencegahan
Setelah mengidentifikasi risiko banjir susulan di Sungai Deli, masyarakat perlu melakukan persiapan dan melakukan tindakan pencegahan.
a. Pembuatan Saluran Pengalir
Membuat saluran pengalir air dapat mempercepat aliran air dan memperkecil risiko banjir susulan. Pembuatan saluran pengalir dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti menggali saluran irigasi atau mengatur jalur air. Pada saat curah hujan berlebih, saluran pengalir akan sangat membantu dalam memindahkan air dari bantaran sungai ke jalur yang lebih jauh.
b. Menjaga Kebersihan di Lingkungan
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi pencemaran sungai adalah tindakan yang dapat membantu mengurangi risiko banjir. Contohnya, membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang limbah rumah tangga di sungai.
c. Pemeliharaan Saluran Pengalir
Saluran pengalir air perlu dipelihara agar tidak terhalang oleh sampah atau benda-benda lainnya yang menghambat aliran air. Oleh karena itu, pemantauan dan perbaikan saluran pengalir sangat penting untuk menghindari risiko banjir susulan di Sungai Deli.
3. Penggunaan Teknologi Terkini
Dalam menghadapi risiko banjir, teknologi terbaru dapat menjadi alat yang sangat membantu. Salah satu alat yang terus berkembang adalah teknologi pengamatan cuaca. Seiring waktu, keakuratan teknologi pengamatan cuaca makin meningkat. Teknologi ini dapat memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya risiko banjir.
4. Persiapan Warga
Masyarakat yang tinggal di wilayah bantaran sungai perlu memiliki persiapan awal dan berpikir tentang tindakan seperti apa yang perlu diambil ketika risiko banjir benar-benar terjadi. Misalnya, membawa keluarga ke lokasi yang lebih aman dan meninggalkan barang-barang yang tidak penting, seperti furnitur yang tidak dapat didorong. Jangan pula berjalan di jalanan yang telah digenangi air nanti terperosok di dalam genangan.
Tentu, persiapan ini hanya sekedar tindakan preventif jika banjir terjadi. Namun, ketika tindakan yang tepat dilakukan, keselamatan warga akan tetap terjaga.
5. Kesimpulan
Banjir susulan di Sungai Deli setiap tahunnya menjadi masalah bagi warga bantaran sungai, dan beberapa faktor seperti curah hujan yang tinggi dan aliran sungai yang melintasi Kota Medan meningkatkan risiko banjir susulan.
Sebagai upaya pencegahan, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang risiko banjir susulan. Bersama-sama, mereka bisa melakukannya dengan membangun saluran pengalir, menjaga kebersihan lingkungan tetap terjaga, melakukan perawatan saluran, menggunakan teknologi terkini, dan bersiap siaga dengan persiapan awal ketika banjir terjadi.
Akhirnya, semua tindakan ini akan berkontribusi pada minat tingkat keselamatan masyarakat dalam menghadapi risiko banjir susulan setiap tahunnya. Semoga risiko ini dapat diminimalkan dengan adanya upaya-usaha ini.
Original Post By Dmarket