Devaluasi Elektoral Erdogan dan Suasana Kemenangan Penantang di Indonesia.

Devaluasi Elektoral Erdogan dan Hawa Kemenangan Penantang

Pemilihan umum di Turki pada 31 Maret 2019 menjadi sorotan dunia karena menghasilkan hasil yang mengejutkan. Presiden Recep Tayyip Erdogan dan partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), menderita kekalahan yang signifikan di Istanbul, ibu kota ekonomi dan politik Turki. Calon walikota dari partai oposisi CHP, Ekrem Imamoglu, memenangkan kepercayaan mayoritas penduduk Istanbul dan membuat terjadinya devaluasi elektoral Erdogan.

Namun, kemenangan Imamoglu tak hanya berdampak pada apa yang terjadi di Istanbul. Hasil pemilihan tersebut juga menjadi sinyal bahwa kontrol Erdogan dan AKP atas Turki mulai melambat dan kelompok oposisi turut memperkuat diri mereka. Ini adalah pelemahan pertama untuk Erdogan sejak ia datang ke kekuasaan pada tahun 2003 dan banyak membuka peluang untuk pihak-pihak oposisi.

1. Pemilihan Umum di Turki 2019

Pemilihan umum di Turki 2019 diadakan untuk memilih walikota, komisioner perdana dan wakil-wakilnya, serta anggota dewan kota. Pada pemilihan utama, Erdogan dan AKP berharap untuk meraih kemenangan di Ankara dan Istanbul, kedua kota metropolitan di Turki. Mereka berharap untuk memperlebar jangkauan kekuasaan dan menambah dukungan bagi partainya.

Namun, hasil pemilihan tersebut tak sesuai dengan harapan pihak AKP. Erdogan dan partainya menderita kekalahan yang membuatnya kehilangan dominasi atas dua kota utama dalam hal politik dan ekonomi. Pada akhirnya, partai oposisi CHP yang berkuasa di Ankara, dan Imamoglu dari CHP memenangkan pemilu di Istanbul.

2. Kemenangan Imamoglu di Istanbul

Kemenangan dalam pemilihan walikota Istanbul Imamoglu saat ini menjadi sorotan banyak orang di Turki dan dunia. Ia memenangkan lebih dari 54% suara, mengalahkan calon walikota AKP, Binali Yildirim, yang hanya memperoleh 45% suara. Sasaran Imamoglu adalah memperluas basis pendukung dalam pemilihan walikota Istanbul yang akan datang, membangun kepercayaan terhadap pemerintahannya, dan memenuhi banyak tuntutan para pemilih selama kampanye. Kemenangan tersebut menunjukkan ada banyak peluang bagi kelompok oposisi turut menghadirkan perubahan dari era kekuasaan Erdogan selama ini.

3. Devaluasi Elektoral Erdogan

Devaluasi elektoral Erdogan menghadirkan sinyal kemunduran kekuasaannya atas Turki. Erdogan memang masih memegang kendali di negara itu sebagai presiden, tetapi kemenangan opposition dalam pemilihan walikota Istanbul telah mengurangi pengaruh dan kekuatannya secara bertahap. Selain itu, kekalahan politik dalam pemilihan walikota Ankara juga berdampak pada kepercayaan masyarakat pada pemerintahannya, selain memperkuat kelompok oposisi.

Hasil ini jelas membuktikan bahwa kekuasaan politik Erdogan dan AKP di Turki tidak setegas dulu. Terlebih lagi, kekalahan dalam pemilihan walikota Istanbul membuat pihak oposisi turut memperkuat posisinya dan memperluas basis pendukungan, membangkitkan harapan akan perubahan atas kepemimpinan pada masa depan.

4. Dampak pada Turki

Hasil pemilihan umum 2019 memiliki dampak signifikan pada Turki, terutama pada sistem sosial dan politik negara tersebut. Kemenangan Imamoglu di Istanbul mendorong terjadinya perubahan politik di masa depan, dimana oposisi turut meningkatkan pengaruh dan kekuatan dalam pemerintahan kota dan mungkin akan menyebabkan terjadi pelemahan kekuasaan Erdogan di ambang yang lebih besar.

Pada akhirnya, devaluasi elektoral Erdogan dan kemenangan penantang di Istanbul menunjukkan bahwa demokrasi masih berjalan dengan baik di Turki. Kebijakan-kebijakan neoliberiaisasi dan pemerintahan yang otoriter tak lagi dianggap menjadi jawaban atas segala persoalan masyarakat. Hasil tersebut menegaskan bahwa rakyat Turki ingin perubahan nyata yang membawa kemajuan bagi mereka, bukan hanya sekadar teori politik.

Original Post By Dmarket