Jokowi-Megawati Satu Front Menghadapi Anies dan Prabowo-Ganjar

Anies dan Jokowi Bergandengan Tangan Hadapi Prabowo-Ganjar, Apa yang Terjadi?

Tahun 2021 membawa berbagai pemandangan baru dalam politik Indonesia. Salah satunya adalah kemunculan koalisi yang mengejutkan, yaitu Anies Baswedan dan Joko Widodo. Keduanya terlihat saling bahu-membahu untuk menghadapi Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Apa alasan di balik koalisi ini? Mari kita cari tahu.

Mengapa Anies dan Jokowi Hapus Perbedaan?

Sebelumnya, hubungan antara Anies dan Jokowi dianggap kurang harmonis. Mereka bahkan sering terlibat perselisihan yang memicu banyak kontroversi. Namun, pada Agustus 2021, keduanya tampaknya telah menyepakati untuk menghapus perbedaan dan bekerja sama.

Beberapa analis politik mengaitkan ini dengan isu Gubernur DKI Jakarta yang sedang berjuang untuk menunjukkan ketegasannya dalam menangani pandemi COVID-19 dan pengungkapan penyebab kebakaran di Markas Besar Kepolisian Air Mancur. Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia, mengakui kepemimpinan Anies dalam menangani masalah ini. Hal ini menunjukkan sikap kedua tokoh yang menerima perbedaan dan saling menghargai.

Prabowo dan Ganjar Kini Bersatu

Beralih ke Prabowo-Ganjar, pada 9 Juni 2021, partai Gerindra memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan PDI Perjuangan untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah. Sebagai bagian dari kerja sama ini, Gerindra diberikan kesempatan untuk menentukan calon wakil gubernur dari partai mereka sendiri yang akan berpasangan dengan Ganjar Pranowo di Pilgub Jateng.

Sejak saat itu, kerja sama antara Prabowo dan Ganjar semakin terlihat kuat dan harmonis. Prabowo bahkan menyanjung kepemimpinan Ganjar dan menyebutnya sebagai sosok pemimpin yang memiliki kemampuan, integritas, dan prestasi yang luar biasa.

Kekuatan Politik di Kawasan Jawa Tengah

Alasan utama di balik kolaborasi Anies dan Jokowi adalah kekuatan politik yang dapat dihasilkan jika keduanya bekerja sama. Jawa Tengah memiliki pengaruh besar dalam politik Indonesia dan koalisi Prabowo-Ganjar dapat menjadi ancaman serius bagi kekuatan politik kubu Anies-Jokowi.

Berdasarkan data dari KPU Jateng, pada Pemilihan Presiden 2019, kubu Anies-Jokowi mendapat dukungan sebesar 45,27%, sementara kubu Prabowo-Sandiaga mendapat dukungan sebesar 54,73%. Di Pilgub Jateng 2018, pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin mendapat kemenangan setelah meraih dukungan sebesar 58,75%.

Optimalisasi Posisi Prabowo di Oposisi

Prabowo Subianto belakangan menemukan tempatnya di oposisi. Posisi ini memungkinkan dia untuk memperkuat koalisi dengan partai lain yang juga beroposisi. Dalam pendapat para analis politik, dengan posisi oposisi yang kuat, Prabowo-Sandiaga bisa dinilai sebagai pengganggu utama pemerintahan Jokowi. Ini menjadi alasan kurangnyaketentraman pasar Indonesia karena kekhawatiran terhadap stabilitas politik.

Kemitraan Prabowo-Ganjar menjadi penting dalam hal ini karena pratik yang menguntungkan dalam pengaruh kuat yang sandarkan pada kepopuleran dan prestige Ganjar sebagai pimpinan daerah.

Penutup

Jadi, itulah alasan di balik koalisi Anies-Jokowi dan Prabowo-Ganjar. Keduanya sama-sama ingin memperkuat posisi mereka dalam politik Indonesia dan mengoptimalkan masing-masing kekuatan. Namun, masih menjadi temuan sejarah apakah koalisi Anies dan Jokowi ini akan bertahan lebih lama atau tidak. Yang jelas, perpolitikan Indonesia terus berubah dan selalu mengejutkan.

Original Post By Dmarket