Denny: MK akan setujui proporsional tertutup, SBY takut chaos.

Denny MK akan setujui proporsional tertutup SBY takut chaos

Sebuah kabar mengejutkan lagi-lagi terdengar dari pusat politik Indonesia. Kali ini hal itu menimpa Mahkamah Konstitusi atau MK. Bocoran yang diungkapkan oleh mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Denny JA tersebut, menyebutkan bahwa MK bakal setuju dengan penggunaan sistem proporsional tertutup.

Hal tersebut tentunya menimbulkan pro dan kontra, terlebih lagi sang mantan presiden, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, menilai hal itu bisa menyebabkan chaos politik. Benarkah demikian? Mari kita simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Sistem Proporsional Terbuka dan Tertutup

Sebelum membicarakan lebih lanjut mengenai bocoran yang didapat oleh Denny JA, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai sistem pemilihan umum di Indonesia. Saat ini, Indonesia masih menerapkan sistem proporsional terbuka. Artinya, anggota DPR terpilih adalah kandidat dengan suara terbanyak dari partainya masing-masing.

Namun, ada juga sistem proporsional tertutup, di mana pemilih memilih partai politik dan partai yang memenuhi ambang batas pemilu akan mendapatkan kursi di legislatif sesuai dengan perolehan suara partai tersebut. Partai yang lolos dari ambang batas akan menentukan calon anggota legislatif yang akan menduduki kursi tersebut.

Bocoran Denny JA

Kembali lagi ke bocoran yang dikabarkan oleh Denny JA. Menurut dia, penggunaan sistem proporsional tertutup sudah dinyatakan oleh MK. Ini artinya, pemilih tak lagi memilih kandidat melainkan langsung memilih partai. Kursi legislatif akan didistribusikan berdasarkan perolehan suara partai secara keseluruhan, siapa saja yang akan menduduki kursi akan ditentukan oleh partai politik.

Denny JA sendiri mengklaim jika sistem ini diterapkan, maka akan mengurangi korupsi politik, kualitas anggota legislatif akan meningkat, dan ada penghematan biaya di partai politik.

Pro dan Kontra

Tentunya kebijakan yang akan diambil oleh MK ini menimbulkan banyak pro dan kontra. Seperti yang diungkapkan oleh SBY, ia menilai jika sistem proporsional tertutup diterapkan, maka akan menghilangkan kedaulatan rakyat dalam memilih anggota legislatif. Di samping itu, partai politik menjadi lebih dominan, dan bisa saja menunjuk orang yang sepenting itu untuk diposisikan pada suatu kursi tanpa melihat kualitasnya.

Namun, hal ini juga disetujui oleh beberapa pihak lain seperti mantan Ketua KPU, Muhammad Yusuf, yang menekankan bahwa pemilih di Indonesia belum memiliki cukup kesadaran dalam pemilihan kandidat. Dengan sistem proporsional tertutup, partai politik akan lebih selektif dalam menentukan calon anggota legislatif. Sehingga kualitas anggota legislatif yang terpilih lebih baik.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa kebijakan penggunaan sistem proporsional tertutup memang menimbulkan pro dan kontra. Penggunaan sistem ini bisa membawa pengaruh baik maupun buruk bagi dunia politik Indonesia. Namun, tentunya yang menjadi kunci adalah kesadaran dari para pemilih dalam memilih calon anggota legislatif. Jika kesadaran ini sudah muncul, maka pilihan kebijakan yang akan diambil oleh MK nanti sudah cukup baik apapun itu.

Original Post By Dmarket