Jokowi Panik Elektabilitas Terancam Oleh Meningkatnya Popularitas Anies?

Setelah rencana Anies Baswedan maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024, popularitasnya mulai meningkat dan membuat petahana Jokowi panik. Meski belum menjadi rival langsung Jokowi, popularitas Anies memang terus meningkat. Banyak yang memperkirakan kenaikan popularitas Anies memberi dampak besar pada elektabilitas Jokowi.

Jokowi sendiri pernah mengungkapkan, popularitas Anies meningkat karena volume cawe-cawe atau keributan di media sosial. Cawe-cawe adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan urusan atau tindakan remeh temeh. Meski sebenarnya cawe-cawe juga dapat dianggap sebagai bentuk pemberontakan publik terhadap tindakan pemerintah.

Namun, adanya kabar cawe-cawe pilpres dan boomingnya popularitas Anies membuat Jokowi panik. Ia merasa kesulitan untuk melawan popularitas Anies yang selalu sukses membuat warga Jakarta terkesan dengan kebijakan-kebijakannya. Jokowi bahkan pernah merasa tak sabar dan memilih untuk mundur dalam Pilgub DKI pada 2012 lalu karena mendapat tekanan dari publik.

Namun, popularitas Anies tidak hanya berasal dari cawe-cawe, ia memang memiliki capaian prestasi yang cukup baik selama menjadi Gubernur DKI. Salah satunya adalah terpilihnya Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games tahun 2018.

Tak hanya itu, Anies juga dikenal sangat dekat dengan rakyat. Ia selalu memberikan respon positif ketika warga melaporkan masalah dan selalu sigap mengatasi masalah yang muncul. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Jakarta, dan menjadi sebuah keinginan untuk melihat Anies menjadi presiden di masa depan.

Meski demikian, Jokowi juga memiliki kelebihan sendiri. Sepanjang masa jabatannya, ia terus memberikan kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Ia juga berhasil membangun infrastruktur seperti jalan tol, rel kereta api cepat, dan bandara internasional.

Namun, ada syarat penting yang harus dipenuhi oleh Jokowi jika ingin mempertahankan elektabilitasnya di masa depan. Ia harus selalu terbuka dengan kritik dan saran yang diberikan oleh masyarakat. Jika terus menutup diri dari kritik, maka popularitas dan elektabilitasnya bisa merosot.

Jokowi juga harus terus mengembangkan program-program unggulannya seperti Kartu Prakerja, BPJS Kesehatan, dan program bantuan lainnya. Selain itu, ia juga harus memperlihatkan kepeduliannya terhadap pendidikan dan ekonomi. Hal ini untuk mengatasi pandemi covid-19 yang masih berdampak pada kehidupan rakyat Indonesia.

Dalam hal ini, membangun kemitraan dengan pemerintah daerah, seperti yang dilakukan Anies saat menjadi Gubernur DKI, dapat menjadi strategi efektif bagi Jokowi untuk mempertahankan elektabilitasnya di masa depan. Jika berhasil membangun sinergi yang baik antara pemerintah daerah dan pusat, maka kesejahteraan rakyat Indonesia akan semakin meningkat.

Kesimpulannya, boomingnya popularitas Anies setelah cawe-cawe pilpres memang menjadi ancaman bagi elektabilitas Jokowi. Sayangnya, elektabilitas sama sekali bukanlah suatu hal yang mudah untuk dijaga terutama dalam konteks politik. Oleh karena itu, Jokowi harus terus bekerja keras dan memberikan bukti terhadap rakyat bahwa ia pantas dipilih sebagai pemimpin Indonesia.

Original Post By Dmarket