Berita  

F-PKS DPRD Sumut Tolak Penggunaan Istilah “Marketplace Guru” Nadiem Makarim.

F-PKS DPRD Sumut menolak penggunaan istilah ‘Marketplace Guru’ untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Anggota dewan di Sumatera Utara ini menganggap istilah tersebut bersifat menyinggung dan tidak pantas digunakan dalam lingkup pendidikan.

Menanggapi hal ini, Nadiem Makarim menyatakan bahwa dirinya tidak bermaksud mengesankan diri sebagai ‘guru’ di bidang marketplace atau e-commerce. Ia hanya menggunaan istilah tersebut sebagai upaya untuk memperkenalkan aplikasi belajar online, Ruangguru yang diambil dari kata “guru” yang berasal dari bahasa Sanskerta.

Namun, pernyataan Nadiem tersebut tidak cukup untuk mengubah pandangan F-PKS DPRD Sumut. Mereka tetap menganggap penggunaan istilah tersebut tidak pantas dan menuntut pemakaian istilah yang lebih sopan dan sesuai dengan jabatan yang diemban.

1. Mengapa F-PKS DPRD Sumut Menolak Istilah ‘Marketplace Guru’?

Anggota dewan dari F-PKS DPRD Sumut telah mengeluarkan pernyataan yang menolak penggunaan istilah ‘Marketplace Guru’ bagi Nadiem Makarim. Menurut mereka, istilah tersebut justru membuat citra Nadiem Makarim sebagai seorang menteri dianggap ‘main-main’. Selain itu, anggota dewan merasa bahwa istilah tersebut tidak pantas digunakan dalam dunia pendidikan.

2. Pernyataan Nadiem Makarim

Setelah mendapat kritik dari F-PKS DPRD Sumut, Nadiem Makarim memberikan pernyataan bahwa dirinya tidak bermaksud untuk mengesankan diri sebagai ‘guru’ di bidang marketplace. Ia hanya ingin memperkenalkan aplikasi belajar online, Ruangguru yang diambil dari kata “guru” yang berasal dari bahasa Sanskerta.

Namun, pernyataan tersebut tidak cukup untuk mengubah pandangan F-PKS DPRD Sumut. Mereka tetap berpendapat bahwa istilah ‘Marketplace Guru’ tidak pantas digunakan dalam jabatan yang diemban oleh Nadiem Makarim.

3. Pandangan F-PKS DPRD Sumut

F-PKS DPRD Sumut menilai bahwa penggunaan istilah ‘Marketplace Guru’ dapat menimbulkan kesan yang salah mengenai peran Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan. Mereka menganggap istilah tersebut tidak pantas digunakan dalam dunia pendidikan dan menuntut Nadiem Makarim menggunakan istilah yang lebih sopan dan sesuai dengan jabatannya.

4. Implikasi dari Perselisihan Ini

Perselisihan antara F-PKS DPRD Sumut dan Nadiem Makarim ini dapat mempengaruhi citra pemerintah dan jabatan yang diemban oleh Nadiem Makarim. Selain itu, hal ini juga dapat memperburuk hubungan antara kedua belah pihak. Oleh karena itu, diperlukan kesepakatan yang dapat memuaskan semua pihak agar tidak ada yang merasa dihina atau disalahpahami.

5. Harapan untuk Masa Depan

Dalam rangka memperbaiki hubungan antara kedua belah pihak, perlu dilakukan langkah untuk menciptakan kesepakatan yang adil bagi semua. Selain itu, penting juga bagi Nadiem Makarim dan para pejabat lainnya untuk memilih kata-kata dengan seksama agar tidak ada yang disalahpahami atau tersinggung. Dengan begitu, diharapkan perselisihan semacam ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Kesimpulan

F-PKS DPRD Sumut menolak penggunaan istilah ‘Marketplace Guru’ bagi Nadiem Makarim dan menuntut pemakaian istilah yang lebih sopan dan sesuai dengan jabatan yang diemban. Nadiem Makarim menyatakan bahwa dirinya tidak bermaksud mengesankan diri sebagai ‘guru’ di bidang marketplace melainkan hanya ingin memperkenalkan aplikasi belajar online, Ruangguru yang diambil dari kata “guru” yang berasal dari bahasa Sanskerta.

Perselisihan ini dapat mempengaruhi citra pemerintah dan jabatan yang diemban oleh Nadiem Makarim. Oleh karena itu, diperlukan kesepakatan yang dapat memuaskan semua pihak agar tidak ada yang merasa dihina atau disalahpahami. Di masa depan, perlu dilakukan langkah untuk menciptakan kesepakatan yang adil bagi semua dan memilih kata-kata dengan seksama agar tidak ada yang disalahpahami atau tersinggung.

Original Post By Dmarket