Dirut BRI Sebut Alasan Tak Buru-Buru Fully Digital Banking dalam Bahasa Indonesia
Digitalisasi telah menjadi tren yang tak terhindarkan di berbagai sektor, termasuk sektor perbankan. Bank-bank berlomba-lomba untuk menghadirkan layanan perbankan digital yang lebih lengkap dan mudah digunakan oleh nasabah. Namun, Dirut BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa BRI tidak terburu-buru untuk menyediakan fully digital banking. Apa alasan di balik keputusan ini? Mari kita simak penjelasan lebih lanjut.
1. Menyesuaikan dengan Tingkat Penerimaan Masyarakat
Dirut BRI menjelaskan bahwa salah satu alasan BRI tidak terburu-buru untuk menjadi fully digital banking adalah karena masih ada sebagian masyarakat yang belum terlalu terbiasa dengan teknologi digital. BRI sebagai bank yang melayani seluruh lapisan masyarakat Indonesia, termasuk mereka yang belum begitu akrab dengan teknologi, juga harus mempertimbangkan pengalaman pengguna yang nyaman bagi semua nasabahnya. Dengan demikian, BRI ingin memberikan waktu bagi nasabahnya untuk secara bertahap mengenal dan terbiasa menggunakan layanan-layanan perbankan digital.
2. Mendukung Keberlanjutan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Dirut BRI juga menegaskan bahwa BRI ingin tetap fokus pada pelayanan yang dapat mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Digitalisasi memang memungkinkan efisiensi dan kemudahan dalam menjalankan bisnis, namun masih banyak UMKM yang belum sepenuhnya mampu memanfaatkan teknologi digital. Oleh karena itu, BRI ingin membantu UMKM dalam mengembangkan bisnisnya dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan mereka, termasuk dengan menyediakan akses ke layanan perbankan konvensional.
3. Menjaga Keamanan dan Privasi Data Nasabah
Salah satu aspek yang sangat penting dalam layanan perbankan digital adalah keamanan dan privasi data nasabah. Dirut BRI mengungkapkan bahwa BRI masih memperhatikan dan meningkatkan sistem keamanan dan perlindungan data nasabah sebelum meluncurkan fully digital banking. BRI memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keamanan dana nasabah dan informasi pribadi mereka. Oleh karena itu, tidak ada jalan pintas dalam menghadirkan layanan perbankan digital yang aman dan dapat diandalkan.
4. Kesetaraan Akses bagi Semua Nasabah
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, tidak dapat dipungkiri bahwa layanan perbankan digital telah memberikan kemudahan akses bagi sebagian besar nasabah. Namun, masih ada sebagian masyarakat yang belum memiliki akses yang memadai terhadap teknologi digital. Dirut BRI mencatat bahwa BRI ingin tetap menjaga kesetaraan akses bagi semua nasabahnya. BRI akan tetap menyediakan layanan perbankan konvensional yang dapat diakses oleh semua kalangan, tanpa terkecuali.
5. Menghadirkan Layanan Terbaik dengan Pendekatan Berkelanjutan
Dirut BRI menekankan bahwa BRI tidak ingin hanya sekadar mengikuti tren perbankan digital yang sedang marak saat ini. BRI ingin menghadirkan layanan terbaik bagi nasabahnya dengan pendekatan berkelanjutan, mempertimbangkan kebutuhan nasabah dari berbagai segmen masyarakat. BRI ingin memberikan layanan perbankan yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat saat ini, namun tetap tidak meninggalkan nasabah yang belum siap atau belum terbiasa dengan teknologi digital.
Dengan alasan-alasan tersebut, BRI memilih untuk tidak terburu-buru dalam menjadikan dirinya fully digital banking. BRI ingin memastikan bahwa perubahan yang dilakukan tetap berpihak kepada nasabah dan mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Meskipun menuju arah perbankan digital adalah suatu realitas yang tak dapat dihindari, BRI tetap mengedepankan nilai-nilai keberlanjutan, kesetaraan akses, dan keamanan data bagi nasabahnya. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan kesadaran masyarakat, BRI pasti akan terus bertransformasi menuju fully digital banking dalam waktu yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan nasabahnya.
Original Post By Dmarket