Peluang Yusril Membuka Kesempatan sebagai Calon Wakil Presiden Prabowo Terbuka.

Peluang Yusril Membuka Kesempatan sebagai Calon Wakil Presiden Prabowo Terbuka

Peluang Yusril Cawapres Prabowo Terbuka

Dalam beberapa bulan terakhir, Yusril Ihza Mahendra mencuri perhatian publik sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Yusril, seorang pengacara terkenal dan mantan Menteri Hukum dan HAM, mengaku bersedia jika Prabowo mengajukan dirinya sebagai cawapres. Meskipun telah menerima dukungan dari sebagian pengusaha dan kader Partai Gerindra, partai yang mengusung Prabowo, namun banyak yang meragukan peluangnya. Apakah Yusril memiliki peluang besar sebagai cawapres?

1. Sepak Terjang Yusril dalam Politik

Sebelum membahas lebih jauh mengenai peluang Yusril sebagai cawapres Prabowo, kita perlu mengenal sepak terjangnya di dunia politik. Yusril Ihza Mahendra kembali ke dunia politik setelah lama absen sejak era orde baru. Ia pertama kali terjun ke politik pada tahun 2004 ketika maju sebagai calon presiden, namun tidak lolos verifikasi partai. Lalu pada 2014, ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Partai Bulan Bintang (PBB) dan berhasil terpilih.

Tahun 2015, Yusril bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan dipercaya sebagai Ketua Bidang Hukum dan Advokasi. Namun, pada 2016, ia keluar dari PPP karena perbedaan pendapat mengenai rencana koalisi PPP dengan PDIP pada Pilkada DKI Jakarta. Setelah keluar dari PPP, Yusril akhirnya bergabung dengan Partai Gerindra pada 2017.

2. Dukungan dari Partai Gerindra

Yusril bergabung dengan Partai Gerindra dan dinilai memiliki peluang sebagai cawapres Prabowo karena mendapat dukungan dari partai tersebut. Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengungkapkan, pihaknya telah mempertimbangkan nama-nama seperti Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Yusril Ihza Mahendra sebagai calon cawapres. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian siapa yang akan mendampingi Prabowo.

Pernyataan Prabowo tersebut pun langsung ditanggapi oleh Yusril. Ia menyatakan siap menjadi cawapres mantan Danjen Kopassus tersebut jika diminta. Namun, hingga saat ini, Prabowo belum memberikan kepastian mengenai sentimen partai terhadap Yusril.

3. Peluang Yusril sebagai Cawapres Prabowo

Namun, apakah Yusril memiliki peluang besar untuk mendampingi Prabowo dalam Pilpres 2019? Banyak kalangan yang meragukan peluang Yusril karena ia baru beberapa bulan dalam Partai Gerindra dan belum memiliki popularitas seperti Sandiaga, AHY, maupun Gatot Nurmantyo. Di sisi lain, Yusril menyatakan bahwa pengalaman dan kompetensinya sebagai seorang pengacara dan mantan Menteri Hukum dan HAM lebih dari cukup untuk mendampingi Prabowo.

Walaupun demikian, Yusril memang belum memiliki basis massa yang kuat dan dapat mendongkrak popularitas pasangan Prabowo – Yusril. Selain itu, beberapa kebijakan Yusril seperti mendukung wacana cadangan devisa Syariah dan mendukung penambahan klausul keterbukaan informasi pada UU ITE menuai protes dan kritik dari beberapa kalangan.

Meski masih ada banyak tantangan dan kendala yang perlu dihadapi, peluang Yusril sebagai cawapres Prabowo tetap terbuka. Kita harus memperhatikan bagaimana sikap Partai Gerindra terhadap Yusril serta dukungan yang diberikan pada saat kampanye pilpres nanti.

4. Sikap Partai Gerindra

Partai Gerindra sendiri belum memberikan kepastian sikap terkait Yusril sebagai cawapres Prabowo. Berkaca pada Pilpres 2014, Partai Gerindra mendukung Rizal Ramli sebagai calon cawapres Prabowo. Namun, Prabowo kemudian memilih Hatta Rajasa sebagai pendampingnya karena dapat mendongkrak jumlah suara dari Sumatera. Hal ini menunjukkan bahwa Partai Gerindra memiliki pengaruh yang kuat dalam memilih cawapres untuk Prabowo.

Namun, di sisi lain, Prabowo masih memiliki peran penting dalam menentukan cawapresnya. Sebelum melihat dukungan partai, Prabowo lebih mempertimbangkan faktor elektabilitas dan popularitas calon cawapres. Kita masih harus menunggu kepastian siapa yang akan mendampingi Prabowo pada Pilpres 2019.

5. Peran Yusril dalam Pemilu

Meskipun belum dapat dipastikan apakah Yusril akan menjadi cawapres Prabowo atau tidak, namun perannya dalam Pemilu 2019 tidak dapat dipandang sebelah mata. Yusril merupakan seorang pengacara terkenal yang telah terlibat dalam banyak kasus-kasus penting di Indonesia. Penggunaan jasanya sebagai tim hukum atau pengacara dari pasangan calon presiden atau wakil presiden dapat memberikan dampak positif dalam kampanye.

Selain itu, pengalaman Yusril sebagai mantan Menteri Hukum dan HAM dapat menjadi nilai tambah dalam hal pembentukan kebijakan dan pendampingan Presiden dalam hal hukum dan hak asasi manusia. Dalam beberapa dekade terakhir, hukum dan hak asasi manusia menjadi isu yang semakin penting dan kontroversial di Indonesia. Seorang cawapres yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam hal legal bisa menjadi faktor kunci bagi suksesnya pemerintahan.

6. Kesimpulan

Meskipun Yusril Ihza Mahendra tidak menjadi calon cawapres Prabowo, perannya dan pengaruhnya dalam Pemilu 2019 tidak dapat diabaikan. Namun, bagi Yusril sendiri, mendapatkan kesempatan menjadi cawapres Prabowo bisa menjadi gerbang untuk kembali ke kursi menteri yang pernah ia pegang. Meskipun popularitasnya masih kalah jauh dengan Sandiaga Uno, AHY, dan Gatot Nurmantyo, namun pengalaman dan kompetensinya dalam bidang hukum dan politik tidak bisa dipandang sebelah mata.

Namun, saat ini masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi seperti tidak adanya dukungan partai dan kontroversi kebijakan yang pernah dilontarkan. Kita masih harus menunggu dengan sabar untuk melihat bagaimana keputusan Prabowo dan Partai Gerindra dalam menentukan cawapresnya. Yang pasti, apapun keputusan yang diambil, kita harus berusaha memilih pemimpin yang terbaik untuk masa depan Indonesia.

Original Post By Dmarket