DPR Copot Kevin McCarthy dari Kursi Ketua, Pertama dalam Sejarah AS
Pada tanggal 3 Januari 2021, Kevin McCarthy, seorang anggota DPR AS dari Partai Republik, dipaksa mundur dari posisinya sebagai Ketua Fraksi Minoritas dalam DPR AS. Kepemimpinannya sebagai Ketua Fraksi Minoritas hanya bertahan selama dua tahun setelah dia terpilih pada tahun 2019. Ini adalah yang pertama kali dalam sejarah DPR AS seorang Ketua Fraksi Minoritas dicopot dari jabatannya sebelum akhir masa jabatannya.
Kebijakan McCarthy dan dukungannya pada mantan presiden Donald Trump selama pemilihan presiden AS 2020, dianggap sebagai faktor utama dalam penggulingannya dari jabatan Ketua Fraksi Minoritas. McCarthy terlibat dalam perdebatan sengit dengan pimpinan DPR AS dan anggota-anggota fraksi Minoritas lainnya sehubungan dengan serangan Capitol yang terjadi pada 6 Januari 2021.
Tulisan ini akan mengulas lebih dalam mengenai peran McCarthy dalam DPR AS, alasan penggulingannya dari jabatannya dan implikasinya terhadap politik AS.
Peran Kevin McCarthy dalam DPR AS
Kevin McCarthy pertama kali terpilih sebagai anggota DPR AS dari California pada tahun 2006. Sejak saat itu, ia telah memegang beberapa posisi penting di DPR. Dalam pemilihan umum yang diadakan pada tahun 2010, ia memenangkan kursi di Komite Kepemimpinan Republik. Setahun kemudian, ia diangkat sebagai Wakil Ketua Fraksi Republik.
Pada tahun 2014, McCarthy terpilih sebagai Ketua Fraksi Mayoritas, posisi yang memungkinkannya menentukan jadwal sidang DPR. Selain itu, ia memberikan dukungan yang kuat pada Partai Republik melalui berbagai keputusan dan kebijakan. McCarthy terus menduduki jabatan tersebut hingga tahun 2019 ketika ia terpilih sebagai Ketua Fraksi Minoritas.
Alasan Gugatan Kevin McCarthy dari Kursi Ketua
Akhir 2020 menjadi momen penting bagi Kevin McCarthy dan Partai Republik. Pada Pemilihan Presiden AS, McCarthy mencurahkan banyak waktu dan energi untuk mengamankan kemenangan Partai Republik. Namun, kemenangan itu tak terwujud dan Joe Biden terpilih sebagai Presiden AS.
McCarthy tetap mempertahankan posisinya sebagai Ketua Fraksi Minoritas setelah kekalahan Partai Republik dalam pemilihan presiden AS. Namun, pada 6 Januari 2021, selama sidang Kongres untuk mengesahkan hasil pemilihan presiden AS, dukungan McCarthy kepada Donald Trump menjadi masalah besar bagi kestabilan internal Partai Republik.
Dukungan McCarthy terhadap Donald Trump muncul dalam berbagai hal, termasuk memveto proposal DPR untuk mengumumkan hasil pemilihan Presiden AS 2020. Meskipun sidang Kongres yang diselenggarakan pada 6 Januari 2021 bertujuan untuk mengesahkan hasil pemilihan presiden, namun sidang tersebut diwarnai oleh aksi para pendukung Trump yang menyerbu Capitol.
Para pemimpin partai dan fraksi Mayoritas dan Minoritas membenarkan serangan itu oleh Trump dan para pendukungnya. Namun, McCarthy, yang telah menjadi sebuah sorotan terkait dengan kebijakan Trump, masih memilih untuk tidak menghakimi tindakan mereka. Hal ini berujung pada penggulingannya dari jabatan Ketua Fraksi Minoritas.
Implikasi Gugatan Kevin McCarthy dari Kursi Ketua
Penggulingan McCarthy dari jabatannya sebagai Ketua Fraksi Minoritas cukup signifikan dalam hal implikasinya terhadap politik AS. Ini menunjukkan bahwa pendukung Trump yang membentuk sayap sayap kanan dalam Partai Republik tengah berada dalam posisi yang semakin tidak stabil.
Sebagai ketua Partai, McCarthy dapat mempengaruhi keputusan dan kebijakan partai. Namun, dukungannya terhadap Trump — terutama saat mengakui kekalahan Trump dalam pemilihan presiden 2020 seakan mengorbankan integritas Partai Republik.
Langkah penggulingannya dari jabatan Ketua Fraksi Minoritas tidak hanya pukulan untuk McCarthy, namun juga untuk Partai Republik sendiri. McCarthy terlihat ingin memperkuat hubungannya dengan sayap kanan Partai Republik yang didominasi oleh para pendukung Donald Trump. Tetapi strateginya itu ternyata tidaklah berhasil dan malah mengundang kritik dan penilaian negatif.
McCarthy kini merupakan salah satu dari sedikit anggota parlemen Republik yang masih mendukung Trump di tengah perselisihan internal Partai. Namun, sisa anggota Partai Republik tampaknya akan berjuang untuk mengambil kendali kembali pada masa depan Partai mereka, dan keputusan ini menunjukkan bahwa mereka tidak akan menunda tindakan ketika terjadi perselisihan.
Original Post By Dmarket