Berita  

Ketegangan di LCS, Tiga Proyek Kereta Filipina Berisiko Gagal Mendapat Bantuan Keuangan dari China.

Ketegangan di LCS Tiga Proyek Kereta Filipina Berisiko Gagal Mendapat

Tegang di LCS, Tiga Proyek Kereta Filipina Terancam Gagal Dapat Kucuran Dana dari China

Tahun ini, ketegangan di LCS (Laut China Selatan) semakin tinggi setelah China membuka kereta api tahun lalu menuju provinsi Yunnan yang terletak di perbatasan dengan Myanmar. Tiga proyek kereta Filipina yang terancam gagal saat ini memperoleh kucuran dana dari China. Namun, proyek-proyek tersebut tetap menuai protes dari sejumlah kalangan yang membenci kehadiran China di Filipina.

Berikut adalah beberapa hal mengenai proyek kereta tersebut.

1. Kereta Api Manila-Clark

Proyek kereta api ini awalnya dimulai pada tahun 2014. Namun, setelah beberapa tahun berjalan, proyek ini mengalami berbagai kendala seperti masalah perizinan, tuntutan ganti rugi, dan waktunya yang terlalu lama. Proyek ini juga dinilai tidak menguntungkan bagi Filipina karena terlalu mahal dan tidak bertujuan untuk memperbaiki masalah transportasi di Manila.

Namun, proyek ini masih ditekankan oleh China sebagai kesepakatan yang penting untuk dilakukan dengan Filipina. Beberapa waktu lalu, China menyatakan bahwa mereka siap memberikan dana untuk proyek kereta api ini.

2. Kereta Api Calamba-Bicol

Proyek kereta api ini diusulkan oleh mantan Presiden Benigno Aquino III pada tahun 2011. Namun, proyek ini terbengkalai karena masalah perizinan dan tak ada yang memimpinnya pada periode Presiden Rodrigo Duterte.

Sekarang, proyek ini disepakati oleh Duterte dan pemerintah China. Namun, proyek ini tetap menjadi kontroversi karena lokasi pemberhentian kereta yang diberikan kepada China dan masalah tanah yang diajukan oleh pemilik di wilayah tersebut.

3. Kereta Api Mindanao

Proyek kereta api ini bertujuan untuk memperbaiki transportasi ke kota-kota utama di Mindanao. Namun, proyek ini sangat kontroversial karena lokasinya yang memasuki wilayah yang dianggap Tibet oleh pemilik tanah setempat.

Sekarang, China dan Duterte sama-sama setuju untuk melakukan proyek ini, namun proyek ini masih terus menimbulkan kontroversi dan belum sepenuhnya disepakati oleh Filipina.

Beberapa ahli mengatakan bahwa China menawarkan proyek kereta ini sebagai balas budi atas Filipina yang bersikap netral dalam perselisihan dengan China mengenai LCS. Namun, proyek-proyek tersebut juga dituduh sebagai upaya China untuk menguasai Filipina dan menjadikannya sebagai basis strategis militer.

Meskipun proyek-proyek kereta api ini terus menimbulkan kontroversi, China tetap memperlihatkan keinginannya untuk berinvestasi di Filipina. Saat ini, Filipina memang berusaha keras untuk membangun kembali ekonominya setelah terpengaruh oleh pandemi COVID-19. Kehadiran China di Filipina diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan ekonomi tersebut.

Namun, ada juga sejumlah kalangan yang memandang kehadiran China sebagai ancaman terhadap kedaulatan Filipina. Sebabnya adalah, LCS memang menjadi sumber daya yang sangat kaya dan dianggap penting oleh banyak negara. Namun, proses penyelesaian konflik LCS masih belum ada titik terangnya. Konflik tersebut seharusnya dapat diselesaikan secara damai oleh negara-negara yang terlibat.

Original Post By Dmarket

Exit mobile version