Uni Eropa segera merilis undang-undang baru yang akan mengatur keberadaan platform digital dan media sosial di bawah naungannya. Namun, rencana ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat global dan juga pengguna Twitter di Indonesia. Bahkan, keberadaan Twitter sendiri terancam disebabkan oleh kebijakan tersebut.
Kebijakan tersebut diberlakukan sebagai upaya untuk mengatur dan memperbaiki tata kelola di media sosial, mengasuransikan privasi pengguna, serta menyelesaikan konten-konten yang berpotensi memberikan dampak negatif. Namun, banyak yang khawatir bahwa kebijakan ini akan mengganggu kebebasan berbicara dan hak privasi pengguna.
Banyak pengguna Twitter yang merasa khawatir dengan kebijakan Uni Eropa ini, terutama karena ia mengancam keberadaan platform tersebut di Indonesia. Pasalnya, regulasi Uni Eropa memiliki pengaruh global terhadap platform digital dunia, termasuk di Indonesia.
Twitter yang banyak digunakan sebagai sarana komunikasi dan menyampaikan opini, jadi kehilangan Twitter bakal sulit bagi kita semua. Ada beberapa langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi ancaman tersebut diantaranya mengadakan dialog dengan pihak twiter dan membentuk regulasi sendiri terhadap konten, penggunaan data, dan privasi pengguna.
Namun, kebijakan Uni Eropa sendiri sejatinya memiliki dampak yang positif terhadap pembangunan dan pengelolaan platform media sosial secara khusus dan digital secara umum. Hal ini akan membantu mengendalikan konten yang tidak sesuai dengan nilai dan peraturan yang berlaku, serta mengurangi risiko konflik dan cyberbullying.
Namun, yayasan Perspektif mengingatkan bahwa regulasi ini tidak boleh membatasi kebebasan berbicara dan hak privasi pengguna. Selama kebijakan dirancang dalam skema dan struktur yang jelas, serta mempertimbangkan kepentingan semua pihak, maka peraturan tersebut dapat mendukung pembangunan platform media sosial dan digital dengan memperbaiki tata kelola dan penggunaannya.
Keberadaan media sosial memang sangat penting bagi kita semua, terutama dalam berkomunikasi dan mencari informasi. Namun, kebijakan regulasi yang baik juga dibutuhkan agar media sosial tidak menimbulkan dampak buruk pada umumnya. Kita perlu menantikan apakah kebijakan Uni Eropa ini cocok di Indonesia atau perlu disesuaikan dengan kondisi di sini.
Maka dari itu, sebagai pengguna media sosial dan platform digital, kita semua harus memperhatikan peraturan – peraturan yang akan diterapkan supaya kita bisa tetap berkomunikasi dan memperoleh informasi dengan bebas. Kita tidak perlu takut dengan undang-undang baru, yang penting adalah kesadaran kita sebagai individu yang bijak dalam menggunakan media sosial dan platform digital. Sebagai pengguna yang bijak tentunya kita bisa memilih apa yang dibagikan dan dikonsumsi di media sosial sehingga tidak memberi dampak buruk bagi pengguna lainnya. Semoga kita semakin cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial di masa depan.
Original Post By Dmarket
