Berita  

Sebanyak 183 Rohingya Kembali Terdampar di Pesisir Aceh Timur

Pada awal tahun 2023, sebanyak 183 orang Rohingya kedapatan terdampar di pesisir Aceh Timur, seperti yang dilaporkan oleh berbagai media. Mereka berlayar dari Malaysia, di mana kebanyakan dari mereka mengungsi. Meskipun Indonesia bukanlah destinasi yang mereka tuju, mereka tetap mencari tempat yang aman dan berharap diterima sebagai pengungsi. Namun, pemerintah Aceh dan pemerintah Indonesia secara umum telah membantah adanya upaya brutal untuk menghapus pengungsi.

Mengapa Rohingya Mengungsi?

Rohingya adalah kelompok etnis minoritas yang tinggal di Rakhine, Myanmar. Sejak lahir, mereka dibatasi dalam hak-hak dasar, seperti pendidikan dan akses ke sistem keuangan. Pada tahun 2017, militer Myanmar memulai kampanye kekerasan terhadap Rohingya yang terus berlangsung hingga sekarang. Kampanye ini sudah membuat ribuan jiwa terbunuh, dipenjara, diperkosa dan tindakan kekerasan lainnya yang mengerikan. Oleh karena itu, banyak Rohingya yang mengungsi ke negara tetangga yang diketahui baik, seperti Malaysia dan Indonesia.

Ke Mana Mereka Berlayar dan Mengapa?

Mayoritas dari orang-orang Rohingya yang melarikan diri pergi ke Malaysia. Namun, mereka juga mencoba ke berbagai pembentukan lainnya di sekitar wilayah Asia Tenggara, seperti Thailand, Indonesia, dan Australia. Mereka melakukan ini dalam harapan bahwa mereka akan menemukan tempat yang lebih aman. Mereka memilih jalur laut sebagai cara yang paling aman dan mudah untuk bergerak, dan banyak dari mereka menghabiskan jangka waktu yang lebih panjang di perairan terbuka.

Bagaimana Mereka Terdampar di Aceh Timur?

Saat terdampar di Aceh Timur pada tahun 2021, sekitar 100 dari orang-orang yang Rohingya ditemukan oleh warga setempat, sedangkan sisanya ditangkap oleh pihak berwenang Indonesia. Setelah ditemukan, mereka diberikan fasilitas kesehatan dan makanan oleh otoritas setempat. Mereka kemudian ditempatkan di kamp pengungsian sementara di Aceh Timur.

Upaya Pemerintah Indonesia untuk Menangani Rohingya

Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya dalam membantu pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh Timur. Pemerintah daerah Aceh dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyediakan tempat penampungan sementara bagi para pengungsi. Selain itu, pemerintah Indonesia juga berjanji untuk memproses semua permohonan suaka yang diajukan oleh pengungsi Rohingya.

Penolakan Rohingya Terdampar: Reaksi Publik dan Aktivis

Saat terdampar Rohingya akan ditemukan oleh warga setempat di Aceh Timur, sejumlah warga mengutuk tindakan dari pemerintah Aceh dan Indonesia yang membantu para pengungsi. Mereka khawatir bahwa tindakan ini akan membuat lebih banyak pengungsi Rohingya mencari perlindungan di Indonesia, yang belum siap secara finansial maupun infrastruktur untuk menerima lebih banyak pengungsi.

Di sisi lain, beberapa aktivis dan kelompok masyarakat telah menunjukkan dukungan mereka untuk pengungsi Rohingya yang terdampar. Misalnya, mereka menyediakan makanan, pakaian, dan perlengkapan lainnya. Selain itu, kelompok masyarakat dan aktivis telah meminta pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan yang lebih besar dalam membantu Rohingya dan melindungi hak asasi manusia.

Pendidikan dan Kesehatan untuk Rohingya Terdampar

Banyak pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh Timur adalah anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, ada banyak orang yang mengkritik pemerintah Indonesia karena tidak memberikan akses yang memadai ke pendidikan dan layanan kesehatan bagi para pengungsi. Saat ini, sejumlah organisasi non-pemerintah lokal dan internasional telah berusaha untuk mengisi kekosongan tersebut dengan membuka sekolah dan pusat kesehatan di kamp pengungsian.

Kehidupan di Kamp Pengungsian

Setelah tiba di kamp pengungsian sementara, pengungsi Rohingya diberikan tempat tidur dan ruang santai bagi mereka beristirahat setelah berhari-hari berlayar di laut. Meskipun mereka berada di lingkungan yang baru, mereka tetap berusaha untuk mencari kenyamanan dalam diri mereka sendiri. Mereka mulai mengumpulkan barang-barang yang ditemukan dari laut dan mengatur mereka untuk merasa seperti rumah. Selain itu, mereka juga berusaha untuk tetap berinteraksi dengan anggota kelompok mereka dengan membentuk berbagai komunitas.

Masalah Pemrosesan Penerimaan Rohingya oleh Pemerintah Indonesia

Salah satu masalah utama dalam menangani pengungsi Rohingya di Aceh Timur adalah lambatnya proses penerimaan oleh pemerintah Indonesia. Sebagian besar pengungsi masih menunggu keputusan dari pemerintah atas permohonan suaka mereka, yang prosesnya sangat lambat. Hal ini menyebabkan banyak pengungsi menunggu di kamp untuk waktu yang lama dan memproklamirkan mereka di bawah ancaman karena tidak dapat meninggalkan Indonesia secara legal.

Peningkatan Jumlah Pengungsi Rohingya di Tenggara Asia dan Dampaknya

Sejak 2017, jumlah pengungsi Rohingya yang terdampar di Benggala telah meningkat tajam. Salah satu dampak utama dari meningkatnya jumlah pengungsi adalah kekurangan sumber daya. Negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani jumlah pengungsi ini. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang memperpanjang masa penangguhan pengungsi Rohingya.

Apa yang bisa Dilakukan untuk Membantu Rohingya?

Ada beberapa cara untuk membantu pengungsi Rohingya yang terdampar. Beberapa di antaranya termasuk memberikan sumbangan ke organisasi kemanusiaan yang menangani Rohingya, berpartisipasi dalam aksi petisi atau kampanye yang didedikasikan untuk memperjuangkan hak mereka, dan menyebarkan kesadaran tentang situasi suaka Rohingya di kalangan teman dan keluarga. Setiap upaya kecil yang kita berikan dapat membuat perbedaan bagi para pengungsi Rohingya yang memerlukan bantuan dan perlindungan.

Terlepas dari kontroversi seputar penerimaan pengungsi Rohingya di Aceh Timur, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak dari mereka yang sedang dikhawatirkan oleh situasi yang mengerikan di negara mereka serta kondisi yang tidak aman saat berlayar selama berhari-hari. Saat mempertimbangkan situasi ini, hal yang terpenting adalah menunjukkan solidaritas dan bantuan yang kita dapat berikan bagi mereka yang memerlukan. Mari kita bersama-sama mencoba untuk memperjuangkan hak asasi manusia sehingga semua orang dapat hidup dengan aman, setara dan adil.