Jumlah Penumpang KRL Commuter Line Terus Alami Peningkatan
Transportasi kereta api di Jabodetabek kembali menunjukkan peningkatan jumlah penumpang setelah selama beberapa bulan mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19. Salah satu bentuk transportasi kereta api yang menyediakan layanan di Jabodetabek yaitu KRL Commuter Line terus mengalami peningkatan dalam jumlah penumpangnya.
Faktor-Faktor Peningkatan Jumlah Penumpang KRL Commuter Line
Berdasarkan data dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah penumpang KRL Commuter Line. Berikut faktor-faktor tersebut:
Relaksasi Pembatasan Sosial
Penurunan jumlah penumpang KRL Commuter Line yang cukup drastis terjadi pada saat pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun sejak dilakukan relaksasi pembatasan sosial dan kegiatan masyarakat secara bertahap diberlakukan kembali, jumlah penumpang KRL Commuter Line kembali mengalami peningkatan.
Pemulihan Ekonomi
Seiring dengan dilakukannya relaksasi pembatasan sosial, aktivitas ekonomi juga diberlakukan kembali, sehingga banyak orang yang membutuhkan transportasi untuk beraktivitas. Hal ini juga turut memberikan pengaruh terhadap peningkatan jumlah penumpang KRL Commuter Line.
Dukungan Penuh Dari Pemerintah
Pemerintah memberikan dukungan penuh terhadap layanan transportasi publik, termasuk KRL Commuter Line selama masa pandemi COVID-19. Hal ini tercermin pada penambahan jumlah perjalanan kereta dan pengoperasian lebih banyak gerbong KRL.
Peningkatan Jumlah Penumpang KRL Commuter Line
Berdasarkan data dari PT KCI, terjadi peningkatan jumlah penumpang KRL Commuter Line pada bulan Agustus 2021 sebanyak 27,4%. Pada bulan Agustus 2021, jumlah penumpang aktif KRL Commuter Line mencapai 1,07 juta penumpang per hari. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu bulan Juli 2021 yang hanya mencapai 884 ribu penumpang per hari.
Peningkatan jumlah penumpang KRL Commuter Line juga turut terjadi pada seluruh lintasan, baik lintasan yang membelah Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi, maupun Serpong, BSD City.
Upaya KCI Menjaga Keselamatan Penumpang KRL Commuter Line
PT KCI terus berusaha untuk menjaga keselamatan penumpang KRL Commuter Line selama masa pandemi COVID-19. Berikut upaya-upaya yang dilakukan oleh PT KCI:
Penyediaan Alat Pelindung Diri
PT KCI menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan masker di stasiun dan gerbong KRL Commuter Line. PT KCI juga memperketat penggunaan masker saat di dalam gerbong.
Penerapan Aturan Jaga Jarak
PT KCI juga menegaskan pentingnya menjaga jarak dalam gerbong KRL Commuter Line selama masa pandemi COVID-19. Setiap penumpang harus menjaga jarak minimal 1 meter dalam gerbong kereta.
Desinfeksi Kereta
PT KCI melakukan desinfeksi kereta setiap hari setelah operasional berakhir. PT KCI juga melakukan desinfeksi pada setiap jam istirahat operasional agar kereta selalu bersih dan terhindar dari virus.
Fasilitas KRL Commuter Line Yang Memudahkan Penumpang
PT KCI juga memberikan beberapa fasilitas yang dapat memudahkan penumpang KRL Commuter Line dalam melakukan perjalanan. Berikut fasilitas yang disediakan oleh PT KCI:
Kartu KRL
PT KCI menyediakan kartu KRL yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk melakukan perjalanan ke dalam KRL Commuter Line dan kereta api jarak jauh.
Wifi Gratis
PT KCI juga menyediakan wifi gratis di dalam gerbong KRL Commuter Line. Hal ini memudahkan penumpang KRL Commuter Line untuk menjalankan aktivitas saat di dalam kereta.
Tata Letak Kereta Yang Nyaman
PT KCI merancang tata letak kereta yang nyaman untuk penumpang dengan menambahkan kursi khusus untuk penumpang yang membutuhkan ruang lebih, kursi prioritas untuk penumpang usia lanjut, serta kursi dengan stop kontak untuk pengguna gadget.
Kesimpulan
Peningkatan jumlah penumpang KRL Commuter Line terjadi karena beberapa faktor, yaitu relaksasi pembatasan sosial, pemulihan ekonomi, dan dukungan penuh dari pemerintah. PT KCI terus berusaha menjaga keselamatan penumpang dengan menyediakan fasilitas pendukung dan menerapkan protokol kesehatan selama masa pandemi COVID-19.