Berita  

Rupiah Turun ke Level Rp 15.575 per Dolar AS.

H1: Mengapa Rupiah Anjlok ke Level Rp 15.575 per Dolar AS di Tahun Ini

Beberapa waktu yang lalu, negara Indonesia sedang dihebohkan oleh turunnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Begitu tingginya perbandingan antara Rupiah dan Dolar AS, bahkan saat ini mencapai Rp 15.575 per Dolar AS. Hal ini membuat banyak orang khawatir karena memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian masyarakat. Namun, apa sebenarnya penyebab Rupiah anjlok ke level ini? Simak pembahasannya di bawah ini.

1. Turunnya Ekonomi Global

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi turunnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS adalah turunnya ekonomi global. Di tengah pandemi COVID-19 yang belum usai, negara-negara dunia mengalami penurunan performa perekonomiannya. Hal ini mengakibatkan pasar global mengalami goncangan dan berdampak pada nilai tukar mata uang dunia.

2. Naiknya Tingkat Inflasi

Selain itu, naiknya tingkat inflasi juga berpengaruh terhadap turunnya nilai tukar Rupiah. Ketika inflasi semakin tinggi, maka harga-harga barang dan jasa di dalam negeri akan semakin naik. Sehingga, investor asing enggan berinvestasi di Indonesia karena biaya produksi yang meningkat.

3. Defisit Neraca Perdagangan

Indonesia adalah sebuah negara yang bergantung pada ekspor impor. Ketika defisit neraca perdagangan semakin tinggi, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terganggu dan seringkali menjadi penyebab melemahnya nilai tukar Rupiah.

4. Kenaikan Suku Bunga AS

Ada pula faktor eksternal yang berpengaruh, yaitu kenaikan suku bunga AS. Pasalnya, investor asing cenderung lebih tertarik untuk berinvestasi di negara yang tingkat suku bunganya lebih tinggi. Sehingga ketika AS menaikkan suku bunga, maka investor asing akan mengalihkan investasinya dari negara-negara berkembang seperti Indonesia.

5. Pandemi COVID-19

Tentu saja, pandemi COVID-19 ikut mempengaruhi turunnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Pandemi COVID-19 membuat masyarakat Indonesia lebih mementingkan kebutuhan dasar daripada melakukan pembelian barang-barang mewah. Hal ini menyebabkan penurunan permintaan terhadap produk-produk dari luar negeri, sehingga mengakibatkan penurunan nilai tukar Rupiah.

6. Strategi Pemerintah

Namun, bukan hanya faktor eksternal yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah. Tindakan pemerintah Indonesia juga memegang peranan penting. Sebelum turunnya nilai tukar Rupiah, pemerintah menaikan tarif impor beberapa komoditas termasuk bahan makanan seperti bawang putih dan daging ayam untuk mendorong produksi dalam negeri.

7. Minimnya Investasi

Tingginya pertumbuhan penduduk Indonesia seharusnya menjadi peluang untuk meningkatkan investasi. Namun, kenyataannya masih minimnya investasi yang masuk ke Indonesia. Padahal, investasi yang tinggi diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan nilai tukar Rupiah.

8. Kebijakan Sementara

Pemerintah Indonesia mengambil tindakan dengan menurunkan suku bunga bank. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi defisit neraca perdagangan. Namun, tindakan tersebut hanya bersifat sementara dan tidak akan memberikan solusi jangka panjang.

9. Pengaruh Kondisi Pasar Global

Pada kenyataannya, nilai tukar Rupiah sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar global. Dalam beberapa minggu terakhir, banyak negara-negara yang mengalami krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19. Hal ini mengakibatkan investor asing mengambil tindakan aman dengan mengalihkan investasinya ke mata uang yang lebih stabil.

10. Diharapkan Ada Pemulihan

Namun, meskipun terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar Rupiah, namun masih ada harapan akan ada pemulihan di masa depan. Pemerintah perlu melakukan reformasi kebijakan yang lebih pro-aktif dan teknis. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan investasi.

Dalam kesimpulannya, turunnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS merupakan sebuah fenomena yang kompleks dan multifaktorial. Banyaknya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perdagangan dalam dan luar negeri, serta pengelolaan kebijakan negara yang kurang proaktif, semua berpengaruh terhadap nilai tukar Rupiah. Meskipun demikian, diharapkan dengan mengambil tindakan yang tepat dan bijak, perekonomian Indonesia akan dapat membaik dan nilai tukar Rupiah dapat menyentuh level yang lebih stabil di masa depan.

Original Post By Dmarket