AS Menyetujui Penjualan 14 Ribu Peluru Tank ke Israel Tanpa Persetujuan Kongres

Tanpa Persetujuan Kongres, AS Izinkan Penjualan 14 Ribu Peluru Tank ke Israel

Pada tahun 2019, pemerintahan Donald Trump memberikan izin penjualan senjata yang besar-besaran ke Israel tanpa persetujuan Kongres. Penjualan senjata tersebut mencakup ribuan peluru tank, yang dinilai sebagai persenjataan yang cukup menakutkan.

Sejak saat itu, keputusan tersebut mendapatkan banyak kritik dan kecaman dari berbagai kalangan, terutama para aktivis kemanusiaan dan hak asasi manusia. Salah satu alasan utama mengapa keputusan tersebut mendapatkan banyak kritik karena peluru tank yang dijual dapat digunakan oleh Israel untuk memperkuat pendudukan militer mereka di Wilayah Palestina.

Meskipun demikian, Departemen Luar Negeri AS terus membela keputusan tersebut, mengatakan bahwa mereka memiliki landasan hukum yang kuat untuk melakukan penjualan senjata tersebut. Menurut departemen, penjualan tersebut dibuat karena alasan keamanan nasional, dan itu akan membantu memperkuat hubungan AS-Israel.

Namun, fakta bahwa penjualan senjata tersebut dilakukan tanpa persetujuan Kongres memunculkan pertanyaan tentang legitimasi keputusan tersebut. Menurut UU penjualan senjata, semua penjualan senjata ke luar negeri harus disetujui oleh Kongres terlebih dahulu, namun keputusan untuk menjual 14 ribu peluru tank tersebut diambil secara sepihak oleh pemerintahan Trump.

Kritikus mengatakan bahwa tindakan tersebut melanggar prinsip demokrasi dan mengurangi transparansi dalam proses pembuatan keputusan politik. Pada kenyataannya, Kongres memiliki peran yang tidak diragukan dalam proses pembuatan keputusan politik di AS, yang meliputi penjualan senjata ke luar negeri.

Meski begitu, penjualan senjata tersebut telah terjadi dan saat ini, Israel memiliki persenjataan yang lebih banyak, termasuk 14 ribu peluru tank Amerika yang dapat digunakan untuk melakukan penindasan dan upaya pendudukan.

Kendati begitu, negara-negara seperti Prancis dan Inggris juga menjual senjata ke Israel, sehingga bukan hanya AS yang dapat disalahkan dalam kasus ini. Namun tetap saja, penjualan senjata secara sepihak dapat menempatkan AS pada posisi yang tidak adil dan negatif di mata dunia internasional.

Selama ini, Israel dikenal sebagai salah satu negara dengan anggaran militer tiongkok di dunia, dengan persenjataan yang sangat canggih dan modern. Diperkirakan bahwa penjualan senjata oleh AS hanya akan memperkuat posisi Israel dalam konflik di Timur Tengah, karena mereka akan menggunakan senjata itu untuk melindungi diri mereka dan untuk menekan pejuang Palestina yang ingin memperjuangkan hak-hak mereka.

Kritikus mengatakan bahwa penjualan senjata oleh negara-negara Barat seperti AS hanya akan memperburuk situasi di Timur Tengah. Sebaliknya, AS dan negara-negara Barat harus bekerjasama dengan negara-negara Arab untuk mencapai solusi damai di wilayah tersebut.

Kritikus juga mengatakan bahwa AS dan negara-negara Barat lainnya seharusnya mendukung gerakan anti-pendudukan di Palestina, dan menghentikan penjualan senjata seperti peluru tank kepada Israel. Dalam jangka panjang, solusi damai adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah, dan penjualan senjata atas dasar keamanan nasional tidaklah masuk akal.

Pada saat ini, keputusan penjualan senjata tanpa persetujuan Kongres telah menimbulkan banyak kontroversi. Di mana banyak orang menuntut transparansi dalam proses pembuatan keputusan politik dan penjualan senjata ke luar negeri. Namun, meskipun banyak pro kontra, keputusan tersebut telah diambil dan saat ini, Israel memiliki persenjataan yang lebih lengkap dan kuat daripada sebelumnya.

Akhir Kata:

Penjualan senjata secara senyap di Amerika telah menjadi topik yang sangat kontroversial. Sejauh ini keputusan tersebut telah menimbulkan banyak kritik dari berbagai pihak. Namun, upaya untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah harus tetap diusahakan. Semoga keadaan di sana akan segera stabil dan damai.

Original Post By Dmarket