Berita  

Pembangunan LRT Bali Membutuhkan Waktu 3-4 Tahun dengan Bantuan dari Korea Selatan.

Dibantu Korsel, Pembangunan LRT Bali Butuh 3-4 Tahun

Bali merupakan salah satu destinasi wisata terbesar di Indonesia. Karena itu, pemerintah pusat dan daerah tidak henti-hentinya mengembangkan berbagai fasilitas publik untuk meningkatkan kenyamanan para wisatawan. Salah satu proyek yang baru-baru ini menjadi perhatian adalah rencana pembangunan light rail transit (LRT) di Bali, yang akan menjadi moda transportasi massal pertama di pulau ini. Dalam proyek ini, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pihak dari Korea Selatan.

Pembangunan LRT Bali diawali pada tahun 2015, ketika pemerintah Indonesia menandatangani kerjasama dengan Korea Selatan dalam pengembangan transportasi. Pembangunan LRT Bali diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan transportasi di pulau tersebut dengan tujuan untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan tingkat keterjangkauan layanan transportasi bagi masyarakat dan para wisatawan.

Pemilihan Korea Selatan sebagai mitra dalam pengembangan transportasi tersebut bukan tanpa alasan. Korsel dikenal sebagai negara yang ahli dalam pengembangan teknologi, sehingga dapat memberikan bantuan teknis yang diperlukan untuk merancang dan membangun LRT Bali.

Menurut jadwal yang telah ditetapkan, pembangunan LRT Bali akan membutuhkan waktu selama 3-4 tahun. Rencana pembangunan LRT Bali terdiri dari dua jalur, yaitu jalur I dan jalur II, yang terintegrasi dengan bandara Ngurah Rai.

Jalur I menghubungkan sistem transportasi di Kota Denpasar, Bandara Internasional Ngurah Rai, dan Kabupaten Badung. Sedangkan Jalur II menghubungkan wilayah Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar, hingga Kota Denpasar. Dengan begitu, LRT Bali akan menghubungkan enam kabupaten/kota di Bali dan salah satu bandara terbesar di Indonesia.

Dalam proyek ini, Korsel turut memberikan teknologi terbaru dalam pembangunan LRT Bali. Teknologi tersebut antara lain mesin dan gerbong kereta api yang menggunakan teknologi maglev, which is magnetic levitation. Teknologi maglev dinilai akan membantu LRT lebih cepat dan efisien ketika beroperasi. Dalam hal ini, LRT Bali menargetkan kecepatan maksimum hingga 70 kilometer per jam.

Selain itu, Korsel juga membantu dalam merancang stasiun kereta di sepanjang Jalur I dan Jalur II. Stasiun yang direncanakan sudah mencakup aksesifikasi, layanan pendukung, dan sistem keamanan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna LRT.

Namun, perkembangan pembangunan proyek LRT Bali sempat terhambat karena pandemi COVID-19. Karena lebih fokus pada penanganan pandemi, Pemerintah memutuskan untuk mengurangi anggaran investasi LRT Bali sebagai bagian dari operasi pemulihan ekonomi nasional. Meski demikian, pemerintah menjamin bahwa pembangunan LRT Bali akan terus dijalankan dengan tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan selama pelaksanaannya.

Dalam pelaksanaan proyek ini, pemerintah bekerjasama dengan PT Bali Serasi Ekspresional (BSE), sebuah perusahan patungan antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan PT Bina Mitra Rekreasi (BMR). PT BSE bertanggung jawab dalam pengembangan dan pengelolaan LRT Bali.

Kesimpulannya, rencana pembangunan LRT Bali adalah salah satu proyek besar yang akan meningkatkan kualitas transportasi massal di pulau Bali. Dalam pembangunan proyek ini, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Korsel, yang memungkinkan penggunaan teknologi modern dan pengalaman ahli dalam proyek ini. Meskipun proyek ini sempat terhenti oleh pandemi COVID-19, pemerintah tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek tersebut dan berharap bahwa LRT Bali akan membawa manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan pariwisata di Bali.

Original Post By Dmarket