Berita  

Japan Airlines Suffers Loss of Rp1.62 Trillion After Plane Crash Incident.

Japan Airlines Alami Kerugian Rp1,62 Triliun usai Insiden Pesawat Tabrakan

Tarakan – Japan Airlines (JAL) mengalami kerugian hingga Rp1,62 triliun akibat sebuah insiden pesawat terbang yang menabrak sebuah objek pada saat lepas landas. Insiden ini menyebabkan seluruh penumpang dan awak pesawat dalam kondisi selamat. Namun, meskipun kondisi pesawat dapat diperbaiki, kerugian bisnis yang dialami JAL sangat besar karena harus membatalkan penerbangan di beberapa wilayah.

Sementara itu, pejabat JAL mengatakan bahwa pihaknya akan memperbaiki pesawat yang berusia 9 tahun dan akan segera melakukan investigasi terhadap kecelakaan tersebut.

Berikut adalah beberapa informasi terbaru yang membahas tentang JAL dan insiden tabrakan pesawat yang dialaminya.

1. Tabrakan Pesawat JAL
Insiden tabrakan pesawat Japan Airlines terjadi pada tanggal 6 Juni 2021 yang mengakibatkan pesawat Boeing 777-346 yang memiliki nomor penerbangan JL 2933 mengalami kerusakan di bagian hidung pesawat. Insiden ini terjadi saat pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. Pesawat yang menuju ke Tokyo, Jepang tersebut menabrak sebuah objek yang ada di landasan pacu saat kecepatan pesawat mencapai 240 km per jam.

2. Kerugian Bisnis Japan Airlines
Akibat dari insiden tabrakan tersebut, Japan Airlines mengalami kerugian bisnis yang cukup besar. Belum lagi, pandemi Covid-19 yang saat ini masih melanda dunia membuat bisnis penerbangan menjadi semakin sulit. Kerugian tersebut mencakup pengembalian biaya tiket penumpang, biaya penggantian pesawat, batalnya beberapa penerbangan, penerimaan yang hilang, dan biaya perawatan pesawat.

3. Jumlah Penumpang dan Awak Pesawat
Insiden tabrakan pada pesawat Japan Airlines tidak menimbulkan korban jiwa. Dalam penerbangan tersebut, terdapat 293 penumpang, 12 awak pesawat, 2 pilot, dan 2 co-pilot. Semua penumpang dan awak pesawat dalam keadaan aman dan sehat.

4. Inspeksi dan Perbaikan Pesawat
Setelah melalui proses inspeksi, JAL menyatakan bahwa pesawat Boeing 777-346 yang menabrak objek sudah memenuhi persyaratan untuk dilakukan perbaikan. Namun, pihak JAL belum bisa memastikan apakah pesawat tersebut dapat digunakan kembali atau tidak. Jika pesawat sudah benar-benar diperbaiki dan dapat digunakan kembali, JAL juga akan menyelenggarakan beberapa penerbangan uji coba sebelum memulai operasi normal.

5. Investigasi terhadap Insiden Tabrakan
Japan Airlines akan segera melakukan investigasi terhadap insiden tabrakan tersebut. Probe investigasi akan dilakukan untuk menentukan penyebab pasti dari insiden kecelakaan pesawat tersebut. Dalam proses investigasi ini, pihak JAL akan bekerja sama dengan Badan Sar Nasional, Badan Penerbangan Sipil Indonesia, dan beberapa pihak lain yang terkait.

6. Respon Pemerintah dan Otoritas Penerbangan
Pemerintah Indonesia bersama otoritas penerbangan juga memberikan respon atas insiden ini. Mereka akan mengadakan pertemuan dengan Pihak JAL untuk membahas penggantian pesawat, jadwal penerbangan, serta meningkatkan keamanan di bandara.

7. Pemulihan Bisnis Penerbangan
Bisnis penerbangan terdampak sangat parah oleh pandemi Covid-19 dan insiden tabrakan pada pesawat JAL. Namun, beberapa maskapai penerbangan telah mulai bangkit meskipun dengan proses yang lambat dan saat pandemi yang masih berlangsung. Oleh karena itu, JAL harus segera melakukan upaya pemulihan bisnis dengan strategi yang tepat.

8. Langkah Perlindungan dan Keselamatan Penumpang
Insiden tabrakan pesawat Japan Airlines adalah pengingat betapa pentingnya keselamatan penerbangan bagi penumpang. Para maskapai penerbangan harus selalu memprioritaskan keselamatan penumpang dalam setiap kegiatan dan operasi. Dalam kondisi apapun, maskapai penerbangan juga harus membekali awak pesawat dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengantisipasi dan menangani insiden atau keadaan darurat yang mungkin terjadi.

9. Pengaruh Insiden terhadap Kredibilitas Maskapai Penerbangan
Insiden tabrakan pesawat pada satu sisi mempengaruhi bisnis maskapai penerbangan, tetapi juga dapat mengurangi kredibilitas dan kepercayaan penumpang. Oleh karena itu, selain mengembalikan dan memperbaiki bisnis penerbangannya, maskapai harus bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan dari waktu ke waktu.

10. Kiat Pemulihan Bisnis Penerbangan
Kerugian bisnis penerbangan yang dialami JAL dapat diatasi dengan beberapa kiat pemulihan bisnis berikut:
– Meningkatkan keamanan dan penegakan protokol kesehatan untuk memberi keyakinan pada penumpang.
– Memperbaiki layanan pelanggan dan meningkatkan kualitas pelayanan.
– Menyediakan informasi secukupnya tentang penerbangan dan kebijakan pembatalan atau pengembalian uang.
– Menawarkan promo dan diskon yang dapat menarik minat penumpang.

Kesimpulan
Insiden tabrakan pesawat Japan Airlines menyebabkan kerugian bisnis yang cukup besar bagi maskapai penerbangan dan juga dapat mengancam kredibilitas dan kepercayaan penumpang. Oleh karena itu, Japan Airlines harus segera melakukan upaya pemulihan bisnis dengan strategi yang baik dan terukur. Para maskapai penerbangan juga harus selalu memprioritaskan keselamatan penumpang dan meningkatkan kualitas pelayanan dari waktu ke waktu. Semoga insiden seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan dan bisnis penerbangan dapat pulih dari kondisi sulit akibat pandemi Covid-19.

Original Post By Dmarket