Berita  

1,8 Juta Kendaraan Kembali ke Jabotabek, Terbanyak dari Jateng dan Jatim – Dmarket.co.id

Sudah menjadi tradisi untuk pulang ke kampung halaman saat liburan panjang tiba. Tak terkecuali bagi warga Jabodetabek yang merantau ke luar kota. Setiap tahun, ribuan kendaraan memadati jalur arteri menuju Jabodetabek, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Tahun ini, tren yang sama terjadi. Data dari Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya menunjukkan bahwa sebanyak 1,8 juta kendaraan kembali ke wilayah Jabodetabek selama perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah.

Merujuk pada data yang dihimpun pada 7 Mei hingga 17 Mei 2021, angka ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,9 juta kendaraan. Adapun, terhitung dari periode tanggal 7 hingga 14 Mei, jumlah kendaraan yang masuk kembali meningkat dari 155 ribu menjadi 190 ribu kendaraan per harinya.

Mengutip dari Kompas.com, pengamat transportasi Darmaningtyas menilai faktor penurunan jumlah kendaraan pada periode pertama kemungkinan dipengaruhi oleh Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro. Kendati, pada periode berikutnya, semakin banyak warga yang mengambil keputusan untuk kembali ke Jakarta dan sekitarnya karena masa cuti telah habis.

Menurut data kepolisian, kendaraan yang tiba di sekitar wilayah Jakarta dan sekitarnya didominasi oleh pemudik dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, masing-masing 32,78% dan 29,31%. Disusul kemudian oleh Sumatera dengan 10,08%, Jabar dengan 8,71%, dan beberapa wilayah lainnya.

Dalam pelaksanaannya, Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto mengapresiasi kerja sama semua pihak dalam menghadapi arus mudik tahun ini. Beberapa upaya telah dilakukan oleh Polda Metro Jaya seperti penyediaan posko terpadu, pengaturan penerapan protokol kesehatan COVID-19, dan pengawasan ketat di sejumlah titik.

Selain itu, angkutan lebaran juga tetap berjalan di tengah pandemi meskipun dengan kapasitas dan jumlah penumpang yang dibatasi. Para pemudik juga diwajibkan untuk memenuhi persyaratan tertentu seperti menunjukkan hasil tes antigen yang negatif, memiliki sertifikat vaksinasi atau izin keluar masuk daerah.

Di tengah rasa rindu yang mendalam, pulang ke kampung halaman di masa pandemi tentunya membutuhkan kewaspadaan dan kesabaran yang lebih. Meski begitu, kerja sama dan ketaatan semua pihak terhadap regulasi dan protokol yang berlaku dapat meminimalisir risiko penularan COVID-19.

Kendati pelaksanaan arus mudik Iedul Fitri masih tetap dibatasi, namun dipastikan tetap terjadi hingga beberapa minggu setelah Lebaran. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya jumlah kendaraan yang memasuki wilayah Jakarta dan sekitarnya setelah Lebaran. Meski begitu, diharapkan bahwa segala kegiatan yang dilakukan dapat tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan semua pihak.

——————————————
Menyesuaikan Perjalanan Selama Arus Mudik

Saat merencanakan perjalanan selama arus mudik, memiliki pemahaman yang baik tentang lalu lintas dan sistem transportasi menjadi kunci kesuksesan. Di samping itu, perlu juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.

Pemerintah dan lembaga swasta telah berupaya memberikan fasilitas dan informasi yang tepat dan akurat kepada masyarakat. Memanfaatkan informasi tersebut, kita dapat membuat perencanaan yang matang agar perjalanan menjadi lebih aman dan lancar.

Di sepanjang jalur mudik, beberapa titik rawan macet cukup sering terjadi seperti di area perbatasan, pertemuan jalur utama, dan pusat-pusat kota besar. Namun, untuk meminimalisasi kemacetan, pemerintah telah mencanangkan program Tol Laut. Program ini memfasilitasi transportasi dari Pulau Jawa ke Pula-pulau lain.

Selain itu, penggunaan angkutan Mass Rapid Transit (MRT) dan Bus Rapid Transit (BRT) juga dapat menjadi alternatif transportasi selama arus mudik. Kendaraan-kendaraan tersebut terhubung melalui jalur lintasan yang terintegrasi dengan kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, Depok, dan sekitarnya.

Ketersediaan fasilitas dan penggunaan teknologi dalam transportasi tidak hanya mempermudah perjalanan, tetapi juga meminimalisir risiko penularan COVID-19. Kendaraan-kendaraan tersebut dilengkapi dengan fasilitas cuci tangan dan sanitasi, serta membatasi jumlah penumpang yang diizinkan.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kepatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi hal yang sangat penting selama pandemi, termasuk saat perjalanan selama arus mudik. Pastikan perlengkapan kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan sabun cuci tangan selalu tersedia dan terpenuhi.

Sebelum dan sesudah bepergian, perlu juga dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kita tidak membawa virus atau penularan virus COVID-19 dari daerah kita asal. Meskipun tertakhluk pada kewajiban- kewajiban protokol kesehatan, nyatanya pandemi tidak serta-merta meluruhkan semangat untuk bersilaturahmi dan melakukan perjalanan ke kampung halaman.

Tetap patuhi protokol kesehatan dan menggunakan transportasi yang tersedia secara bijak dan tepat, tidak hanya pada saat arus mudik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, sebagai warga negara yang baik, patuhlah dengan regulasi yang berlaku dan saling peduli dengan sesama demi keselamatan bersama.

Original Post By Dmarket