PAN Apresiasi Penangkapan Oknum Peneliti BRIN yang Menghina Muhammadiyah oleh Polri – Dmarket.co.id

PAN (Partai Amanat Nasional) mengucapkan apresiasi atas tindakan cepat Polri dalam menangkap oknum peneliti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) bernama HS yang melakukan penghinaan terhadap Muhammadiyah melalui unggahan di media sosial Twitter.

HS yang merupakan peneliti di BRIN memposting komentar yang dianggap sangat kasar dan menyinggung perasaan umat Muslim, khususnya para anggota Muhammadiyah. Polri langsung bertindak dan menangkap HS di kediamannya di Depok, Jawa Barat pada 3 Oktober 2021.

Penangkapan ini dipuji oleh berbagai pihak termasuk PAN yang menilai tindakan HR merupakan tindakan yang tidak patut dilakukan, apalagi oleh seorang peneliti yang diharapkan untuk bersikap profesional dan menjunjung tinggi etika.

Di paragraf ini, kita akan membahas secara lebih detail mengenai ulah HS yang menyinggung perasaan umat Muslim, serta bagaimana reaksi dari Muhammadiyah atas tindakan tersebut.

HS Menghina Muhammadiyah

HS menghina Muhammadiyah melalui unggahannya di Twitter yang mengandung kata-kata kasar dan menyindir organisasi tersebut. Unggahan HS tersebut berbunyi, “Muhammadiyah islam totok, moderat pesantren kepitingan!” Ungkapan tersebut secara terang-terangan merendahkan organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia tersebut.

Tak hanya itu, sebelum akhirnya dihapus, HS juga menyebarkan foto dirinya memegang alat kelamin yang dianggap merendahkan perempuan Muslim dan tindakan ini juga dikecam oleh banyak kalangan, tak terkecuali Muhammadiyah.

Reaksi Muhammadiyah

Tentu saja, kelompok Islam terbesar di Indonesia ini merespon dengan keras tindakan HS. Ketua Umum PB Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengecam pernyataan tersebut yang dianggap bernada penghinaan dan menjurus ke sarahterhadap organisasi dan umat Islam. Ia menegaskan bahwa kata-kata HS sama sekali tidak mencerminkan ajaran agama dan mengajak kepada semua pihak untuk menghargai perbedaan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan.

Dalam rangkaian ucapannya, Haedar Nashir juga mengecam tindakan pembajakan kaedah agama oleh oknum tertentu yang memanfaatkan jabatan di BRIN untuk menyudutkan Muhammadiyah. Ia menekankan, Muhammadiyah merupakan ormas Islam terbesar kedua, mengusung Islam rahmatan lil alamin dan sadar akan nilai pluralisme, bukan sebagai organisasi yang hanya mengenal Islam totok atau moderat pesantren kepitingan.

Sekilas mengenai BRIN

Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN merupakan lembaga mitra utama pemerintah dalam pembangunan riset dan pengembangan, serta teknologi dan inovasi. Lembaga yang baru saja diresmikan pada tahun 2020 ini bertugas merumuskan kebijakan nasional dalam hal riset dan pengembangan, serta menetapkan prioritas penelitian dan kegiatan innovasi.

BRIN dibentuk dengan tujuan untuk menjadi solusi atas berbagai permasalahan nasional, serta membuka peluang untuk generasi muda Indonesia yang kreatif dan inovatif. Sebagai lembaga riset dan inovasi, BRIN diharapkan mampu menjadi tulang punggung dalam mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera. Tindakan tidak profesional oleh HS kontra produktif dalam mencapai tujuan tersebut.

Kesimpulan

Melalui tindakan cepat Polri dalam menangkap oknum peneliti BRIN yang telah melakukan penghinaan terhadap umat Muslim, khususnya kaum Muhammadiyah, kita menyadari bahwa tindakan itu sendiri sangat tidak patut dilakukan. Selain menunjukkan ketidakprofesionalan dan minim etika, tindakan tersebut juga tidak mendukung tujuan lembaga riset dan inovasi seperti BRIN.

Kita harus belajar dari kejadian ini bahwa perlunya mengedepankan sikap profesional dan etika dalam menjalankan pekerjaan, terlebih untuk mereka yang berada di sektor publik. Oleh karena itu, tindakan Polri dalam menangkap HS patut diapresiasi dan tentunya saya berharap kita dapat belajar dari kejadian ini dan menghindari tindakan-tindakan yang dapat merendahkan kita sebagai bangsa.

Original Post By Dmarket